Sabtu, 12 Maret 2011

Malaikat Hidup Gue -part 11-

"RIO,VIA???" sentak seseorang marah.

"alvin??" ujar rio.

"kalian apa-apaan?"
"vin,ini gak seperti yang lo kira kok" jelas rio.
"oya?? Gimana gw bisa percaya?" alvin terlihat sangat marah,wajahnya nampak kaku dan dingin,ia menarik tangan via dengan kasar kearahnya.

"weisst,nyantai man. Gak usah kasar gitu lo,sama cewek."

"DIEM LO!!" bentaknya sinis lalu pergi.
"ck,masalah baru deh nih" gumam rio.




------------



"aduh alvin,sakit tau,kamu apa-apaan sih???" keluh via.
"kamu vi yang apa-apaan?" bentak alvin.

"LEPAS ALVIN,GW BILANG LEPAS" via meronta.
"rio tu sahabat gw vi,cowoknya temen lo"
"lo salah faham vin,gw gak ada apa-apa sama rio" via ingin sekali menceritakan semua..semuanya..semuanya.. yang sebenarnya ia rasakan pada alvin,tapi tentu tdk mungkin.

"trus tadi kalian ngapain?" tanya alvin,via menunduk lemah.

"aku kecewa vi sama kamu" lirih alvin.

Via merasa kepalanya sedikit pening dan berbayang,ia coba mengangkat kepalanya,menatap alvin.

"via..darahh" gumam alvin, saat dari hidung via mengalir darah segar.

Seketika semua gelap,via merasakan tubuhnya lemas,kemudian ditopang oleh alvin,lalu ia tak sadarkan diri.

"via,vi.. Kamu kenapa?" alvin menepuk-nepuk pipi via,dan membersihkan darah dihidungnya dgn sapu tangan yg ia bawa. Karena tak ada respon dari via,akhirnya alvin menggotong via ke UKS.



----------



6 orang dgn wajah khawatir berkumpul mengelilingi ranjang tempat sivia berbaring.
Agni duduk ditepi ranjang dan Mengelus-elus rambut via.

"apa gak sebaiknya kita bawa ke Rumah sakit. Nanti biar gw yang izinin ke guru piket" usul cakka.

"yaudah kka,tolong cariin taksi donk" pinta alvin.
"pake mobil gw aja." saran rio.
"nggak,nggak usah,pake taksi aja" tolak alvin.
"lo apaan sih,vin. Jangan kayak anak kecil deh. Kalo lo gak mau bawa via kemobil rio. Okeh,gw yang bawa. Ayo,yo" ucap iel.seraya menggendong via.

"rio,gw ikut" pinta ify.

"kalian disini aja nanti gw sama iel bakal hubungin nyokapnya via dan balik lagi kesekolah,pulangnya kita jenguk via bareng-bareng" jelas rio.

Semua mengangguk paham,rio pun segera berlari menyusul iel. Satu persatu dari mereka meninggalkan UKS,tinggal ify dan alvin disana. Alvin masih mematung.

"via sama rio bukan tipe orang yg suka ngekhianatin keperyaan orang lain,apalagi sahabat mereka sendiri. Harusnya lo fikirin itu vin" ujar ify.
"tapi mereka pelukan di.."
"apa yg kita liat gak selalu bener kan? Lo bahkan gak mau dengerin penjelasan rio,iya kan?"
"gw cuma takut,kehilangan via,fy"
"dengan cara lo yang kayak gini,malah via bisa aja pergi dari lo,karena dia gak dapet kepercayaan yang utuh dari lo"
jelas ify..

"aduuh" alvin mengucek matanya.
"kenapa lo?"
"kelilipan fy,tiupin donk,tolong" pinta alvin,ify pun berjinjit untuk meniup mata alvin.

JEPRETT

seorang wanita berparas cantik dgn kulit sawo matang,berhasil mengabadikan momen tadi.

"bagus" katanya puas,sambil menatap gambar hasil jepretan cameranya tadi.


"udah vin??"
"udah fy,thanks ya"
"yaudah,kekelas yuk" ajak ify alvin mengangguk setuju.



-------------



"gimana keadaannya dok" tanya iel pada seorang berpakaian serba putih,khas rumah sakit.
Nampaknya seorang dokter.

"belum bisa dianalisis,bagaimana keadaannya. Ya...sementara ini mungkin pasien hanya terlalu lelah" jawab dokter tadi,keraguan jelas terpeta diwajahnya yang bersih dan terkesan arif.
"berdoa saja yg terbaik" ujarnya sambil menepuk pundak iel lalu pergi.

Tak lama setelah kepergian sang dokter,seorang wanita bertubuh agak gempal tergopoh-gopoh berlari kearah rio dan iel.

"bagaimana keadaan sivia,nak iel" tanyanya setengah tersengal.

"baik bu,sekarang lagi istirahat didalam" jelas iel pda ibu tadi,yg ternyata adalah mama sivia.
"ibu sudah boleh masuk??"
"boleh bu. Kita juga sekalian mau pamit kesekolah lagi,bu." ujar rio sopan.
"oh,iya. Silahkan. Trimakasih ya nak"
"iya,permisi,bu..."




--------------




jreng-gonjreng-jreng.

Suara petikan gitar dibunyikan dgn asal-asalan.

"aduh,ify. Bukan gitu. Lo belet bgt sih?" gerutu agni kesal.
"yaelah ag,namanya juga baru belajar" bela ify.

Sebuah gitar akustik tertengger dipangkuan ify. Sudah satu jam agni mengajari ify bermain gitar,stok kesabarannya pun sudah semakin menipis.

"udah 4 kali,tu senar lo putusin. Jangan asal gitu donk,fy" omel agni,ify cemberut.

"haii,fy. Haii,agni" sapa rio, ia menghampiri mereka,sambil menenteng bola basketnya,keringat bercucuran membasahi kening dan seluruh tubuhnya.

"abis maen basket,yo?" tanya ify.
"nggak fy,gw abis maen barbie" jawab rio asal,ify tambah manyun gak karu-karuan.

"jangan sampe bibir lo,gw kepang deh,fy" ujar rio.

"sini'in yo bolanya,gantian gw yg maen dan nih ajarin cewek lo tercinta ini maen gitar" jelas agni,lalu meraih bola basket dari rio dan mulai mendrible-driblekannya sepanjang koridor.

"rio,ajarin gw maen gitar" pinta ify,manja.
"buat apa?"
"seni budaya. Tadi ada tugas tau,minggu depan kita harus bisa maenin salah satu alat musik modern."

"nah,kata via kan lo jago piano"
"argh,gak usah bawa-bawa piano deh"
"kenapa?"
"jadi lo mau ngajarin gw gak nih?" tanya ify.
"iya,iya,gw ajarin"

ntah mengapa kini setiap mendengar Kata piano kekesalan dan kekecewaan ify,, langsung memuncak,padahal dulu menjadi pianis ternama adalah salah satu impian besarnya.

Rio pun dgn sabar mengajari ify memainkan gitar,meletakkan jemari lembut ify pada senar-senar gitar yg tepat dan selalu memberikan usapan lembut dirambut ify,setiap gadisnya ini berhasil memainkan satu kunci dgn benar.

"nih" ify mengangsurkan gitar tadi.
"capek akh,sekarang gantian lo yg maenin" perintah ify.
"ogah akh"
"aakh,ayolah pliss. Nyanyi" ify memohon.

Tak kuasa menolak permintaan ify yang disertai muka melas,khas korban merapi. Rio pun akhirnya bersedia bernyanyi.

"tapi lo,ikutan nyanyi ya" pinta rio,ify mengangguk.

Jreng.. Rio mulai memetik gitarnya dan mengeluarkan suara mas-masnya (?)

Disaat  engkau  disana
Kadang  langit  terasa  gelapnya
Kemana  langkahku  pergi
Slalu  ada  bayangmu
Ku  yakin  makna  nurani
Kau  takkan  pernah  terganti
<span> </span> Saat lautan  kau  sebrangi
Janganlah  ragu  bersauh
Ku  percaya  hati  kecilku
Kau  takkan  terganti

Walau  keujung  dunia,
pasti  akan  kunanti
Meski  ke  tujuh  samudra,
pasti ku kan  menunggu
Karena  ku  yakin,  Kau  hanya  untukku

Saat  lautan  kau sebrangi
Janganlah  ragu  bersauh
Ku  yakin  makna nurani
Kau  takkan  pernah  terganti

Walau  keujung  dunia,
pasti  akan  kunanti
Meski  ke  tujuh  samudra,
pasti ku kan  menunggu
Karena  ku  yakin,  Kau  hanya  untukku

Pandanglah  bintang  berpijar
Kau  tak  pernah  tersembunyi
Dimana  engkau  berada
Disana cintaku....

Disaat  engkau  disana
Kadang  langit  terasa  gelapnya
Namun  bintang  kan  tunjukan
Rinduku  pada  dirinya


Walau  keujung  dunia,
pasti  akan  kunanti
Meski  ke  tujuh  samudra,  pasti  ku  kan  menunggu
Karena ku yakin, Kau hanya untukku
hanya untukku...


ify bernyanyi kompak dengan rio. Petikan lembut senar gitar rio mengiringi alunan demi alunan nada indah yang mengalir dari keduanya..
semua siswa yg lewat di depan kelas XI IPA 1,dgn sengaja memperlambat langkah mereka,mereka menatap pasangan ini dgn tampang mupeng setengah mampus. Rio selalu memandang lekat-lekat lengkap dgn senyum coolnya,begitu juga ify yg tak melepaskan pandangan kagumnya dari mata rio.

"yyeeee,kita bisa bikin duuo nanti yo,namanya rify" celoteh ify.

Seakan dejavu rio seperti kembali diingatkan pada sosok di masa lalunya itu.

"dea juga pernah bilang gitu" batinya..


Sedang asik-asiknya tertegun,mencerna perkataan ify tadi,tiba-tiba,alvin berteriak memanggilnya.

"RIO"

"ekh,iya,kenapa vin?" ify sudah memandang dgn takut.
Takut dua cowok cakep ini berantem,sayangkan kalo sampe muka mereka rusak karena tonjok-tonjokan.

"mmh,gimana via?"
"oh,gak usah khawatir vin,via baik-baik aja"
"mmh,yo.. gw,gw..gw pengeenn,minta maap sama lo. Soal yang tadi"
"hhhaha,gak ppapa kali vin. Gw juga bakal ngelakuin hal yg sama kalo jadi lo"
"thanks ya,yo" rio mengangguk.

"hufh,gw kira mau tonjok-tonjokan tadi, gak seru akh." ujar ify,alvin dan rio langsung kompak memelototinya.

"hosh-hosh-hosh" cakka datang dgn terengah-engah.

"vin,fy,yo,cepet liat mading."
"ada apaan emangnya?" tanya ify.
"udah deh jangan banyak tanya,ayo buruan" cakka menyeret 3 kawannya.

Sesampainya dimading,mereka berempat kesulitan untuk masuk. Didepan mading semua siswa bergerombol,penuh sesak. Saat ketiganya datang,semua langsung berbisik-bisik,dgn susah payah,mereka mencoba menerobos kerumunan siswa itu dan setibanya didepan mading,ify dan rio mendelik

"apa-apaan nih?" guman rio dgn cool.
"yah,yg motret amatir nih,masa gw pose nya gitu bgt" protes ify santai.

Yang paling shock tentu,alvin, melihat tulisan merah besar dan 2 lembar foto dihadapannya.

"iel??" gumamnya lirih.
"fitnah vin,udahlah gak usah shock gitu" kata ify.
"tapi..." alvin ragu,rio dan ify kompak memelotinya.

"jangan mulai lagi deh" omel rio.
"hhehe" alvin menggaruk belakang kepalanya.

"sebelum makin banyak yang liat mending,gw robek nih foto" ucap rio,lalu dgn sengaja merobek-robek foto-foto itu. "huuuuu" koor anak-anak.

Ketiganya lalu berjalan santai,seolah-olah tak terjadi apapun. Rio juga sangat kagum dgn ify,karena ia masih bisa tertawa riang menanggapi ejekan dan cibiran teman-teman sekolahnya.

"gak tau malu ya" bisik seorang siswi
. "iya,rio mau-maunya sama dia" timpal yang lain.
"wlek,biarin sirik aja kalian,wlek" ify memeletkan lidahnya.

Rio menggandeng tangan ify.

"ajaib bener sih lo,jadi cewek" bisiknya,ify hanya tersenyum manis.




----------




parkiran terlihat masih ramai kala itu,maklum saja bel pulang baru beberapa menit lalu berbunyi. 4 orang siswa tengah bersandar pada sebuah mobil disatu sudut parkiran. Mata keempatnya,berputar mengamati siswa-siswa yang keluar dari gedung sekolah itu.

"nah,itu dia" seru ify,saat melihat kedatangan agni dan cakka yang berjalan bergandengan.

"gila,tu anak berdua,lebe amat gandengan mulu" komentar iel.

"aaaaah,iel sirik ya" goda ify.
"apaan sih lo fy" balas iel.

"ekh,sorry ya lama" sapa cakka.
"ngapain dulu sih lo berdua?" tanya alvin.
"biasa nih,si cakka,penyakit playboy akutnya kambuh" gerutu agni.

"borgol aja,ag. Biar gak ngelayab. Ngecengin cewek-cewek" saran rio.
"iya,yo. Niatnya sih mau gw pasung sekalian" jwb agni,cakka hanya menunduk pasrah.
"yaaelah,udah-udah. Kita langsung kerumah via aja yuk,dia udah balik katanya" jelas ify.

"udah balik? Lha,kok bisa?" tanya alvin.
"via kan paling gak betah di RS,trauma papanya dulu" tutur iel.
"huuu,lo jadi cowoknya gimana sih,kayaknya cocokkan iel yang jadi cowoknya via" protes cakka. Alvin terdiam.

"gak penting bgt sih,omongan lo,kka. Udah akh,yuk brangkat." sela rio.

Mereka pun segera meninggalkan sekolah,bergegas ke rumah via.




--



tok-tok-tok



"permisi" sapa ify.
"mereka berenam kini tengah berdiri,didepan pintu sebuah rumah sederhana bercat biru laut dgn pagar kayu mengelilinginya. Suasana rumah sangat asri dgn pohon mangga yg berdiri kokoh didepan rumah dan bunga-bunga euphorbia yg tersusun indah.

Tak lama seorang wanita berwajah lembut keibuan,sangat mirip dgn sivia muncul dari balik pintu.


"siang tante..." koor mereka kompak.
"siaangg,temen-temennya via ya,ayo masuk vianya dikamar." tuturnya lembut.
"kok via udah pulang sih,tante??" tanya ify yang berjalan beriringan dgn mama sivia.
"ya,ify tau sendiri gimana via? Padahal dokter nyuruh via istirahat 1 atau 2 hari disana dan melakukan tes labolatorium,tp vianya nolak" jelas mama via.

"tes lab? Buat apa,tan?" tanya ify lagi,mama via hanya mengangkat bahu.

"yaudah,kalian masuk aja ya,tante tinggal dulu" ucapnya setelah sampai didepan sebuah kamar dgn ukiran nama 'via chubby' dipintunya. Mereka berenam pun langsung menyeruak ke kamar via.

"VVIIAAAAAA" seru ify dan agni yang langsung memeluk via.

"ekh,ekh,lo berdua apaan deh,udah maen peluk aja. Gw aja cowokmya belum meluk" protes alvin.

"alvin??" gumam via.
"hhe,udah baikan vi?" tanya alvin sambil menghampiri via ditempat tidurnya,via mengangguk.

"mmh,maap ya vi,soal yg tadi."
"iya gak ppapa kok,aku Ngerti. Aku juga minta maap ya vin"
"harusnya aku selalu ada disaat kanu sedih dan butuh aku,jadi tadikan kamu gak harus meluk-meluk si rio item itu" bisik alvin,via tersenyum.
"gw denger sipit. Dasar lo cina blangsak" rio sewot.
"oh,iya yo. Maap juga ya yang tadi. Aku asal aja meluk-meluk kamu"
"hhehe,gak ppapa kali vi. Sering-sering juga gak ppapa" jwb rio cengengesan.

DDUUKK

"aauww"
"mampus lo" kaki rio diinjak sekuat tenaga oleh ify,sampe jari-jarinya remuk dan rata *oke maap yg ini lebay*

"genit banget sih lo" omel ify.
"yaelah fy,becanda doang,masa ngambek sih" ucap rio sambil tetap meringis menahan sakit.
"BODO" ify memanyunkan bibirnya dan melipat kedua tangannya didada.
"ify akh,masa marah sih?" ify melengos.
"alyssa yang cantik,rio minta maap ya" ucap rio lembut,tapi ify tetap tak bergeming.

"hhahaha,ngapain juga lo melas gitu minta maap,gw kan cuma pacar boongan lo,hihihi" batin ify geli.

"suami istri berantem depan umum,gak banget sih lo berdua" celetuk iel.

"DIEM LO" bentak ify dan rio kompak.
"ckckck,terlaluu" decak cakka.

"ekh,besok bikin acara yuk, kita kan udah jarang pergi bareng-bareng,enaknya acara apaan ya?" usul agni.

"apa ya?" gumam alvin.
"mmmhh" cakka nampak berpikir.

"gak usah sok-sok mikir gitu deh kka. Kita semua tau kok kalo lo gak punya otak" ejek rio,yang langsung diberi tatapan super duper extra sinis oleh cakka.

"kita ng'date bareng aja" usul agni.
"kepantai" tambah cakka.
"iya tu,nanti kita bakar-bakar" timpal ify.
"bakar apa?" tanya rio.
"terserah,bakar rumah,bakar sekola,bakar lo juga gak ppapa" jwb ify asal,rio cemberut
"tapi kan via lagi sakit" protes alvin.
"aku mau ikuuutt,aku udah sembuh kok" sergah via.
"yaudah kita kesananya jangan pake motor,pake mobil rio aja" usul cakka.
"kenapa mesti mobil gw coba??"
"karena diantara kita cuma lo doang yg udah dikasih mobil"
"bertujuh gitu?"
"yapp"
"lo kira mobil gw angkutan umum" protes rio.
"ekh,tunggu deh,lo semua gak nganggep gw" ucap iel.
"kalo kalian mau dating,trus gw ntar ngapain? Jadi tukang kacang" tambah iel.
"tukang sampah,lebih cocok kayaknya,yel"
"ajak shilla aja yel,pasti mau. Tadikan udah ngasih sun dipipi kamu,hhehe" via tersenyum jail.

"HAAAH??" semua ternganga.
"serius vi?" tanya alvin,via mengangguk.
"iya,tadh diruang osis"

"apa karena itu,tadi via nangis?" batin rio.

"jhahahaha,fans lo berkurang satu,yo" celetuk cakka.
"gak ppapa lah,shilla doang. Fans gw masih bercecer dimana-mana" kata rio bangga. *yaiyalah termasuk aku*

"yaudah yel,lo ajak shilla aja,siapa tau dia jadi luluh dan ngebiarin tim cheer perform nanti." usul alvin.
"iya,kalo shilla jadian sama elo,ntar kan rio aman sama gw" tambah ify.
"udah baikan ni,fy?" tanya rio ngarep.
"belom"
"yaelah fy,maafin gw donk,becanda doang juga." pinta rio.
"oke,asal es krim strawberry 2"
"huuu,bilang aja lo mau malak gw" gerutu rio.

"lo berdua apaan sih beranteem mulu,gw kawinin juga dah" omel cakka kesal.
"boleh" jwb rio enteng. Ify mendelik.



Iel daritadi masih terdiam.



"jadi via liat?? Tapi kok via santai aja" batinnya.
"arggh,bego bgt sih lo,yel. Ngapain juga lo berharap via jealous,emang lo siapanya via. Bego lo !!!" iel menggeleng keras-keras.


"dah ni anak satuk,kenapa lagi,geleng-geleng kayak bebek mabok" ujar cakka.

"besok sore kumpul dirumah ify,oke?" tegas agni.
"sipp" semua setuju.

"emmh,yaudah kita duluan ya,vi. Cepet sembuh ya" pamit agni.
"iya duluan ya semua" pamit cakka.

Keduanya lalu menghilang dibalik pintu.

"yaudah deh,kita juga balik ya,lo pasti mau istirahat kan" ucap ify.
"gw disini aja,nanti langsung kesekolah deh,latihan basket" balas alvin.

"oke,duluan ya,vi,vin" pamit rio.

Ify,rio dan iel pun bergegas keluar kamar via. Iel sempat melirik kearah via yag kini tengah disuapi semangkuk bubur oleh alvin. Tiba-tiba saja,rasa benci pd alvin tumbuh dihatinya.




----------



motor cakka terparkir didepan sebuah gedung bercat hijau,angin bertiup pelan dan menerpa dedaunan disekitar gedung itu,kesejukan pun menyapa agni dan cakka. Parkiran digedung itu nampak lenggang. Tidak banyak kendaraan yg terparkir disana. Hari ini cakka dan agni berniat mengunjungi ayah cakka di RSJ ini.

Keduanya Kini berjalan beriringan melewati koridor-koridor panjang,senyum ramah selalu mereka lontarkan pada dokter ataupun suster yg tengah sibuk berlalu lalang.

Klik

setelah sempat berdiri ragu didepan pintu akhirnya cakka memberanikan diri membuka pintu kamar rawat ayahnya.

"siang,yah" sapanya, ayahnya tetap diam dgn pandangan kosong seakan menerawang pada suatu masa yg telah lama hilang.
"emmh,cakka bawa agni lho yah,katanya agni mau kenalan sama ayah" lanjut cakka.

Ternyata papa agni merespon,ia menoleh dan bergumam.
"agni"

"iya om,aku agni" jwb agni,manis.
"cantik,kayak mama" lirih papa cakka,cakka tersenyum.
"papa udah makan? Cakka suapin ya?" tawar cakka.
"agni" gumam papa cakka.
"mmh,ag. Mungkin papa..."
"yaudah sini" agni mengambil piring makanan dari tangan cakka dan mulai menyuapi papa cakka dgn sabar.

"ini saatnya gw berhenti dihati agni. agni gw yakin elo yg selama ini gw cari" batin cakka.

Setelah selesai,agni pamit ke toilet sebentar.


Brukk *penulis seneng bgt bikin orang trubrukan*

"ekh,sorry ya sorry,gw gak sengaja" ucap agni,saat akan kembali dari toilet tdk sengaja agni menabrak seseorang.

"agni??" seru orang itu. Agni mengamati cowok dihadapannya,mengingat-ingat siapa sebenarnya cowok tinggi dgn senyum manis ini.

"umm,riko ya? Riko anggara??" tanya agni ragu.
"iya agni,ini gw riko. Yaampun,lo kemana aja??"
"elo tu yang kemana aja,ngilang 4 taun,ke aceh segala" tutur agni.
"hhahaha,tp sekarang gw tinggal dibandung lho. Elo makin cantik ya."
"elo juga makin keren,sekolah dimana lo?"
"nusantara"
"ohh,gw di CB,maen yah kapan-kapan"
"sipp" riko tersenyum.

"AGNII..." panggil cakka dari kejauhan,ia menghampiri agni.
"katanya mau ke toilet?"
"iya udah kok. Ekh,kenalin ini riko,kka. Riko ini cakka cowok gw"
"cakka"
"riko"
Keduanya berjabat tangan.
"agni,pulang yuk. Gw mau latihan basket" ajak cakka.
"bokap lo?" "udah tidur,yuk balik"
"yaudah,gw duluan ya ko,bye"
"bye" agni dan cakka pun menjauh.


"lo sekarang cantik agni" batin riko.




-------------



duk-duk-duk

"kasih gw kka"

"shoot,yan"

"ayo donk,semangat"

suara-suara itu berasal dari iel CS Yang tengah berlatih basket. Sudah hampir 3 jam mereka mendrible bola,menyusun taktik dan berlari tanpa lelah ditengah lapangan. Sekolah sudah sangat sepi,karena sudah pukul 5 sore. Matahari pun sudah berniat berganti tugas dgn bulan,langit kini berwarna keabuan dgn mega diufuk barat.

"huhh,capek. Udah ya,latihan kayaknya sampe sini aja" instruksi iel.
"Okeh,udah cukup bagus kok,semoga hasilnya bisa maksimal nanti" tambah iel.
Iel lalu mengangkat tasnya,menyampirkannya dipundak,lalu pergi.


Plukk

tanpa iel sadari,sesuatu terjatuh dari tasnya. Rio memungutnya.

"obat??" gumam rio.
"kok kayak punya gw"
"apa iel??" rio segera berlari menyusul iel keruang ganti.
Disana hanya ada iel,teman-teman yang lain tampaknya sudah pulang.



"yel?"

"iya,kenapa yo?"

"ini punya lo?" tanya rio,iel menoleh.

"mampus gw" batinnya.

"ini punya lo,yel?" ulang rio.

"i,iiya,yo. Itu..itu punya gw" jawab iel gugup.

"Ini obat apa yel?" iel diam,tak menjawab.

"gabiel ini obat apa?" desak rio.

.......

0 komentar:

Posting Komentar