Sabtu, 12 Maret 2011

Malaikat Hidup Gue -part 10-

"ALVIIIN AWAASS"

"AAARGHHH"


CCIITTTTT

suara rem berdecit,roda mobil yg bergulir dgn cepat pun segera terhenti tepat pada waktunya,tapi bagian depan mobil sedan hitam itu sempat menyentuh lutut alvin,hingga ia jatuh,tersungkur diatas aspal.

"WOII,NYARI MATI LO,MINGGIR" teriak supir mobil itu dgn angkuh.

Alvin bangun tertatih,ia menepi ke pinggir jalan raya,terlihat orang-orang disekitarnya,berdecak lega dan mengelus dada. Ada beberapa diantaranya yang bergumam "syukurlah,untung selamet"


"ALVIIINN" sivia yang tadi masih terdiam shock ditempatnya,kini mulai berlari cepat ke arah alvin.
"kamu gak ppapa vin,ada yang luka,mana yang sakit,vin??" tanya via cemas.
"nggak kok cantik,aku gak ppapa vi,cuma lecet gini doang" ucap alvin seraya menunjukkan tangannya yg sedikit terluka karena menahan tubuhnya yang tadi terdorong ke aspal.
"udah akh,gak usah nangis gitu,aku nya kan gak ppapa"

"tadi kan udah aku bikang,aku aja yang beli minum. Coba kalo tadi kamu sampe kenapa-kenapa,aku gak akan pernah,maafin diri aku sendiri"
"trus,apa menurut kamu,kalo tadi kamu yg celaka,aku bakal,baik-baik aja??" tanya alvin,sivia menunduk.
"aku akan selalu ngelindungin kamu,sejauh yg aku bisa vi" tambah alvin.

"alvin,makasih ya,atas semuanya. Aku gak tau gimana cara bales semua kebaikan ka...."

"ssstt" alvin mengunci bibir via dgn jari telunjuknya.
"jaga selalu hati kamu buat aku,dan itu udah,lebih dari cukup,buat bales semuanya" alvin mengulum senyum.

"ya tuhan,bantu aku. Jadikan sosok dihadapanku ini,satu-satunya yg ada dlm hatiku" bathin via.

"mmhh,yaudah,pulang yuk,biar lukanya bisa cepet diobatin" ajak via.
"kamu yang bawa mobil ya."
"sipp"

ALVIA,alvin dan sivia.. Seharusnya inilah nama yg terukir dalam jalan takdir.
 tapi dengan sedikit pengorbanan,akankah nama itu berganti dengan ukiran nama lain ????


keduanya mulai berjalan pelan dibawah bayangan Mentari yg mulai tenggelam perlahan,langit berubah menjadi ungu keabuan,lampu-lampu mulai menyala,menghiasi jalanan kota paris van java ini.




----------------



tok tok tok

suara pintu,diketuk halus,tak lama pintu berdecit dan terbuka. Dari balik pintu kayu ukiran bercat coklat itu,muncul seorang pria paruh baya.

"alvin" serunya.
"malem om" sapa via,yg masih berdiri menggandeng lengan alvin.
"darimana kamu?" tanya pria itu galak.

"via,kamu pulang aja ya,nanti ibu kamu nyariin, lagi" ujar alvin.
"tapi luka kamu vin??"
"nanti aku obatin sendiri."
"yaudah deh,aku pulang ya,permisi om" pamit via.

Tak lama sosok via menjauh,bayangannyapun hilang ditelan remang cahaya malam.

"darimana kamu,pacaran? Iya?" tanya pria tadi,yg ternyata papa alvin. Bukannya menjawab,alvin malah melengos,memutar kedua bola matanya,lalu pergi.

"HEH,punya mulut gak kamu,ditanya malah pergi" pria dgn postur badan tinggi tegap khas seorang pilot itu pun nampaknya semakin geram.

"ALVIN,DARIMANA KAMU?" bentaknya.
"aduh,gak usah pake bentak-bentak kali,sama iel aja gak pernah pake acara bentak-bentakan."
"ohh,ya jelas. Iel itu anak baik,sedangkan kamu..."
"bandel,begajulan,gak punya aturan,gitu pa??"

"alvin,papa itu cuma gak mau,masa muda kamu,kamu buat main-main,mau jadi apa kamu nantinya."

"udah ngomongnya?" tanya alvin menantang.
"kurang ajar kamu..." tangan papa alvin sudah terangkat,siap mendaratkan tamparannya dipipi alvin.

"JANGAN,PAH..." larang iel. Ia baru keluar dari kamarnya. Iel terlihat begitu berantakan dan pucat,tangannya masih gemetar meremas dadanya.
"jangan,pah" ulangnya.
"AARGHH" erang iel. "iel,lo kenapa??" alvin segera berlari menghampiri iel,disusul papa yang juga bergegas menghampiri iel.


BRUUGG

iel terjatuh,ia terus memegangi dadanya.
"aargh,sakit,sa..kiit" ucapnya tersengal.
"iel,lo kenapa sih,yel?" alvin sangat khawatir,walau bagaimanapun ia sangat menyayangi iel.
"sakiit,vin.." iel memegangi tangan alvin sampai memerah,matanya terus terpejam menahan sakit yg menderanya,ntah karena apa???

"yang mana yg sakit yel?"
"sudah alvin,jangan banyak tanya,cepat bawa iel kekamarnya,papa hubungi dokter" tegas papa.
"tapi iel kenapa pah?" tanya alvin,papa menatap iel,iel membuka matanya dan balas menatap papa dgn tatapan memohon.

Bukannya menjawab pertanyaan alvin,papa malah berlalu. Alvin mengubur rasa ingin taunya,ia segera memapah iel ke dalam kamarnya,kamar bercat Abu,dengan isi yang didominasi warna putih dan hitam,dua warna favorit iel. Alvin merebahkan iel ditempat tidurnya.

Alvin memandangi ruangan itu,tdk banyak yg beruba,tentu saja. Hanya sekarang mungkin terlihat lbh berantakan. disuduk kamar, gitar dan bola basket tergeletak sembarangan,begitu juga kertas dan bolpoint yang bercecer didekat komputer. Alvin hendak membereskannya, tapi kemudian ia tertegun saat melihat sebuah buku dgn sampul dipenuhi bercak darah,nampaknya darah baru,didalamnya terdapat selembar foto,alvin mendelik...

Dalam foto itu seharusnya terdapat 3 orang,dgn seragam SMP mereka.
Seorang gadis dgn lesung pipi dan senyum menawan,mengenakan bando biru, lalu disamping kanannya,nampak anak laki-laki tampan,tangan mereka bertauatan, dan.. HHEEIII,,
seharusnya ada satu orang lagi dlm foto itu,tapi sepertinya foto orang ke 3 itu telah disobek.
Alvin mendelik,lalu melirik iel sekilas.

"foto ini?? Tapi..." batin alvin.


-----------------



ify masih termenung,rasanya sudah lebih dari satu jam ia berusaha mengerjakan soal-soal fisika dihadapannya,tapi hanya baru beberapa yg bisa ia selesaikan,jemarinya malah asik memainkan bolpoint,dan mengetuk-ngetukkannya diatas meja.

"akh,ni hukum newton udah kayak cinta fitri aja deh,ada sekuelnya. Gak ada kerjaan banget sih yang bikinnya" gerutu ify.

Akhirnya,ia memutuskan untuk menutup bukunya dan merebahkan diri dikasur empuknya. Jam doraemon kesayangannya menunjukan pukul 20.30..

"gw nyontek rio aja akh,punya cowok pinter,buat apa gak dimanfaatin" tuturnya pada diri sendiri.

Kemudian ify tertegun,apa tadi dia bilang 'cowoknya'?? Rasa kecewa seketika langsung menghinggapinya.
ini hanya 'sandiwara'..
Ya,dia dan rio cuma sekedar cerita semu,bohongan.
Suatu hari nanti,setelah semua usai, rio akan pergi,dan hanya akan mengucapkan trimakasih kepadanya.
Lalu bila saat itu tiba,apa yang harus ia lakukan,menangiskah??

Saat sedang asik melamun,ponselnya berdering...

Satu nama yg tadi mengisi fikirannya muncul dilayar ponselnya.

Rio 'jelek' calling..


"halo yo?" sapa ify.
"halo ify? Jangan senyum-senyum gitu deh dpt telpon dari gw"
"idih,PD banget lo?"
"ekh,lagi Ngapain fy,mikirin gw ya?"

rio-tau-aja-batin-ify

"ya,nggak lakh"
"masa sih,gw aja lagi mikirin lo"
"iya?"
"iya,gw lagi mikirin nenek gw,ekh ingetnya malah elo"
"huuh,rese lo. Ekh blom tidur lo?"
"belom. Fy gw mau cerita donk sama lo,soal basket"
"tim cheers ya?? Tadi acha cerita sama gw"
"gw bingung fy"
"ketaman aja yuk? Ngobrol disana."
"okeh,15 menit lagi gw jemput"
"sipp"



klik sambungan telepon terputus.

ify segera bersiap-siap. Tak selang berapa lama,suara klakson motor rio terdengar. Ify segera keluar,dengan senyum merekah,ia menyambut rio didepan gerbang rumahnya.

"sorry ya lama"

"akh,basa-basi banget sih lo,orang gw juga baru dateng. Ekh,pamitan dulu gak sama orang tua lo"
"gak usah,mereka gak ada. Brangkat aja yuk" ajak ify.
"yaudah,naik"

Brummm

motor rio pun melaju,angin malam segera menerpa pori-pori kulit mereka,jalanan sedikit renggang malam itu.

Cittt

tiba-tiba motor rio terhenti.

"lo kenapa fy??" tanya rio.
"emang kenapa?" tanya ify bingung
"kedinginan ya? Gw bawa motornya kekencengan??"
"ohh,hhehe iya,dingin. Gw lupa bawa cardigan gw. Tapi gak ppapa kok."
"yaudah paket nih,ntar lo sakit lagi?" rio mengangsurkan jaket birunya dan menyematkannxa dipundak ify.
"makasih ya" ujar ify,rio tersenyum.

Bagi ify meski dalam keremangan malam,senyum rio tetap terlihat indah dan menyejukkan,karena menurutnya ,yg paling istimewa dalam diri rio itu adalah,senyum dan tatapannya. Tanpa ify sadari,tangannya melingkar dipinggang rio.

Tak berapa lama,motor rio berhenti disebuah taman dibelakang komplek perumahan ify. Mereka pun turun dari motor rio,mulai berjalan menuruni anak-anak tangga. Dan kemudian duduk direrumputan dekat sebuah lampu taman. Taman itu tampak sepi saat ini,hanya ada satu atau dua orang,itu pun tidak singgah,hanya lewat saja.

Dari posisi mereka duduk,formasi bulan dan bintang dilangit terlihat sangat indah,belum lagi kunang-kunang yang beterbangan disisi mereka.

"gw gak tau kalo kunang-kunang itu masih ada" ujar ify.
"bagus ya fy" timpal rio.
"iya. Ekh liat deh yo,bintangnya... Salah satunya pasti ada dea" ify menatap langit,tangannya terulur keatas seperti hendak meraih bintang-bintang yang bertabur di langit..

Mendengar nama dea,desiran darah rio mengalir tak tentu,detak jantungnya bertalu lebih cepat,sebagian hatinya tdk rela ia duduk disini bersama seorang gadis,sedangkan dea harus pergi dulu,karena kebodohannya.


"sampe kapan lo,kayak gini yo?" tanya ify,sambil mengalihkan pandangannya dari langit ke arah rio.
"maksud lo?"
"lo gak mungkin kan,terus lari kayak gini. Dea itu masa lalu lo,gw gak nyuruh lo lupain dea,tapi gw yakin dea juga mau lo nemuin kehidupan baru lo" tutur ify.
"gw juga maunya gitu fy,gw gak mau terus-terusan hidup dari masa lalu. Gw juga pengen nemuin malaikan hidup gw,cewek yg bisa bikin gw nyaman,orang yg bisa ngelengkapin gw,tapi.... sampai detik ini,gak ada yang kayak dea" jelas rio.
"huufh" ify menghela nafas,lalu merebahkan dirinya direrumputan,rio mengikutinya.


"kalo kamu cari yg kayak dea,ya gak akan nemu yo,orang kan beda-beda. Lagian gimana mau nemu,hati lo aja gak pernah lo buka buat orang lain" jwb ify sewot.
"kalopun ada cewek yg bisa gantiin dea,itu cuma dia.." lirih rio.
"dia? Siapa?"
"ada deh,rahasia"
"huuh,rese." ify kecewa.
"ekh,gimana,tim basket?" ify mengalihkan pembicaraan.

"gak tau deh,jujur gw kasian fy,sama yang lain,pertama via,trus tim basket,belum lagi elo yang selalu dijahatin shilla. Apa ini harus diakhirin ya fy??"

"jangan yo" pinta ify,dalam hati.


Ify menatap rio dalam,sosok yg terlihat sempurna,yang selalu jadi bahan sanjungan,yang selalu menuai pujian,murid baru yg langsung masuk dlm deretan cowok terpopuler.
Aaargh,andai rio itu nyata untuknya,andai rio itu benar-benar miliknya.

"lo,kenapa,ngeliatin gw kayak gitu?" tanya rio.
"gak ppapa kok" ify mengalihkan pandangannya pada langit gelap yg menaungi mereka.

"fy,lo gak suka sama gw kan?" tanya rio tiba-tiba.
"hah?"
"lo gak suka kan sama gw,gw gak mau nyakitin lo,fy.karena..."
"ya nggak lah" potong ify.
"mau gw kemanain JB,kalo gw naksir lo" jawab ify. Mendengar pernyataan ify tadi,bila mau jujur rio sedikit kecewa.


Mereka kini terdiam,menikmati malam Yang semakin gelap. Larut dalam pemahaman mereka masing-masing,mencoba jujur pada diri sendiri,menerka apa yang sebenarnya mereka rasakan. Merenungkan kembali kata demi kata yg tadi terlontar,mencoba mengerti rasa sederhana yang kini tengah mengusik mereka,pelan.


Ku  tak  bisa  menebak
Ku  tak  bisa  membaca
Tentang  kamu
Tentang kamu

Kau  buat kubertanya
S’lalu  dalam  hatiku
Tentang  kamu
Tentang  kamu

Bagaimana  bila  akhirnya  ku  cinta  kau ???
Dari  kekuranganmu  hingga  lebihmu
Bagaimana  bila  semua  benar  terjadi???
Mungkin  inilah  yang  terindah

Begitu  banyak  bintang
Seperti  pertanyaanku
Tentang  kamu
Tentang  kamu

Bagaimana  bila  akhirnya  ku  cinta  kau ???
Dari  kekuranganmu  hingga  lebihmu
Bagaimana  bila  semua  benar  terjadi???
Mungkin  inilah  yang  terindah


Ify bernyanyi lirih, iya melantunkan lagu itu karena merasa,lagu itu mewakili perasaannya,yang ify ingin agar rio tau.
rio menikmati alunan suara merdu gadis disampingnya. Tanpa mereka sadari tangan mereka tertaut,perlahan mata mereka merapat..


-------------


"kanker? Jadi rio kena kanker,tapi dia masih bisa diselamatkan kan dok?? Gimana keadaannya??" tanya ify pada seorang pria berpakaian putih bersih tampaknya seorang dokter.
"maaf nona,tapi rio telah pergi..." ucapnya sedih.

"RIIOOO" teriak ify.



"fy,ify,woii fy,ALISSA SAUFIKA UMARI,IPOT,BANGUUUN" teriak rio.
"hah,hah apaan??" ify mengucek matanya..
"aduh rio,apaan sih lo teriak-teriak,lo kira gw budek" omel ify.
"ye,elo tu,yg teriak-teriak duluan,manggil-manggil nama gw pula"
"tadi gw mimpi lo meninggal yo,kena kanker"

Degg

jantung rio seakan terhenti. mendengar perkataan ify tadi,ia kembali teringat kenyataa itu, 3 tahun lalu.....

"
woii,rio kok,lo diem aja sih?? Lo gak sakit kanker kan yo??"
"ya,nggak lah fy,ada-ada aja" rio tersenyum dipaksakan.

"ekh,kok kita disini ya?" tanya ify mengamati sekelilingnya.
"huwaaa,jangan-jangan semaleman kita tidur disini?" tanya ify (lagi),rio mengangguk.

"lo nggak ngapa-ngapain gw kan,yo??"
"mmh,gak tau ya fy,gw gak inget,tapi kalo gw gak sengaja,ya maafin aja ya" rio tersenyum lo.

"huwaa,rio,lo ngapain aja semalem??" ify mulai panik
"HHAHAHAHAHAHA" rio ngakak iblis plus setan.
"kenapa lo ketawa?" ify manyun.
"hhahahaha,ya gak mungkin lah,gw ngapa-ngapain lo,kagak napsu gw. Hhahaha"

"woo,kurang ajar lo"

BUGPLETAKJEDUG

agresi militer I dari ify pun berlangsung,dari mulai ujung kepala sampe ujung jempol rio,kena tonjokkan,pukulan,cubitan,cakaran,jitakan dari ify *waduh ify belum jinak ternyata.*

"aduh,ampun fy,ampun,ampun. Etdah ancur dah badan gw" keluh rio.
"BODO, gw mau pulang,jemput gw jam setengah 7 jangan telat" ujar ify,lalu pergi.

Baru beberapa langkah ify balik lagi.

"ngapain lo balik lagi,blum puas lo nyiksa gw?" tanya rio sewot.
"hhehe,gw gak berani yo,balik sendiri" ify nyengir. Saat itu,memang masih gelap karena baru jam 4 pagi.
"halah,setan juga takut kali sama lo" ejek rio,lalu menghampiri motornya,ify mengekor dibelakang.


----------


dua orang pemuda berjalan santai ditengah lapangan basket,senyum ramah mereka terpancar seakan menyapu mendung yang bergelayut menghias awan. Angin bertiup sedikit kencang membuat sang dwiwarna berkibar-kibar dgn anggun dipuncak sebuah tiang.

Siswa-siswi berseragam putih abu berlalu lalang menuju kelas masing-masing.

"vin,gw ke Ruang 0sis dulu ya,mau ngasihin proposal,shilla pasti udah nunggu" izin iel.
"gak mau,gw temenin,yel?"
"gak usah,lo duluan aja"
"yaudah,kalo gitu,gw duluan ya"

begitu percakapan singkat keduanya,sebelum akhirnya memisahkan diri. Alvin menuju kelas dan iel berbelok ke kiri menuju R.0.


Ceklik

suara pintu dibuka perlahan,ruang 0sis masih sangat sepi.
Hanya ada seorang gadis cantik berbando abu senada dengan roknya,tengah menumpuk map-map yang berserakan.


"pagi,shilla" sapa iel ramah.
"pagi,iel" jawab shilla manis.
"sendiri??"
"berdua kok,sama lo"
"hhaha, ekh iya nih,proposal buat acara baksos" iel mengangsurkan sebuah makalah berjilid kuning ke arah shilla.

"auwww" lirih shilla.
"kenapa??"
"kena chutter"

tangan shilla berdarah terkena chuter saat memotong ravia untuk mengikat map-map tadi.

"sini gw bersihin shill," iel meraih tangan shilla mengelap darah yg menetes dgn tissue,shilla terus menatap iel dgn tajam.


Diluar R.0 seorang gadis tertegun mengamati iel dan shilla. Ntah rasa apa yg kini bereaksi dlm tubuhnya,hingga membuat hatinya terasa sakit dan air matanya pun meleleh jatuh membentuk alur dipipinya.

Tapi dengan segera gadis itu menghapus air matanya,tdk seharusnya ia berdiri disini. Menangisi iel dgn cewek lain,bukankah ia telah berjanji pada sosok itu,berjanji untuk selalu menjaga hatinya untuk sosok itu.

"makasih ya yel" ucap shilla,terdengar dari dlm ruang 0sis.
Tiba-tiba saja shilla menghadiahi iel satu Kecupan dipipi kanannya.

Gadis itu memejamkan matanya,pundaknya bergetar menahan tangis. Ia memutuskan untuk segera pergi,berlari dari tempat itu. Ia segera berlari sambil menyeka butiran air mata yg terurai begitu deras.

BBRRUUKK



"Lho,via? Kenapa nangis" tanya rio yg tdk sengaja bertabrakan dgn via dikoridor.
"rioo..hiks..hi.ks" spontan via memeluk rio,menumpahkan air matanya dipundak rio,rio yg terlihat bingung,dgn canggung mengelus rambut panjang sivia.

"kamu kenapa vi?" tanyanya lembut,via melepaskan pelukannya. Tapi ia terus menangis,tanpa menjawab pertanyaan rio. Tampaknya ia belum menemukan kata-kata yg pas untuk menggambarkan perasaannya saat ini. Rio menyeka air mata via dengan ibu jarinya.
"kamu kenapa??" tanya rio lembut.

"RIO,VIA???" sentak seseorang marah.

0 komentar:

Posting Komentar